Artikel Terbaru

Sebanyak 12.000 Penerima KJMU akan Diputus, Kebijakan Heru Budi Hartono menjadi Sorotan.

(Seorang Mahasiswa yang berhasil lulus, pamerkan pakaian toga, sertifikat serta alat kerja yang ia gunakakan. Sumber: pixabay.com) KutuBuku.com- Pada tanggal 5 Maret 2024 terjadi kehebohan kalangan mahasiswa asal Jakarta KJMU akan terancam putus. Menjadi trending ke 24 di X salah satu linimasa membahas isu beasiswa lokal tersebut yang pertama kalinya di sorot. KJMU kepanjangan dari Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul  merupakan beasiswa lokal DKI Jakarta yang telah di mulai pada masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan Periode 2017-2022. KJMU merupakan lanjutan dari KJP (Kartu Jakarta Pintar) yang telah berjalan sejak kepemimpinan Gubernur Joko Widodo Priode 2012-2014 dan Basuki Thaja Purnama Priode 2014-2016. KJMU merupakan janji politik Anies Baswedan dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta Priode 2017-2022. Akhirnya, ia dapat memenangkan pemilihan tersebut berpasangan dengan Sandiaga Salahudin Uno. Tujuan adanya KJMU sebagai bentuk upaya pemerintah provinsi DKI Jakarta untu

Tukang Parkir Di mana-Mana

Tukang Parkir dimana-mana 

Sumber: Pixels.com
 

Apa yang ada di benak kita tentang kang parkir? Nyebelin? Marah? Atau ‘Ngedumel’? Ya, Perasaan itu selalu hadir sebagai manusia sosial yang tidak ingin mengeluarkan 2000 rupiah. Bukan pelit, karena kang parkir sudah mendapatkan uang dari pengendara lainnya cukup banyak. Kang parkir juga memaksa untuk kita membayar, bila tidak kita mendapatkan ocehan yang menyayat hati.

Kang parkir membuat pengguna kendaraan menjadi enggan untuk mengunjungi suatu tempat, katakanlah minimarket “Si baju Merah” primadona kang parkir untuk bertengger di tempat itu. Penulis mencoba untuk mengetahui sebab kang parkir bertengger di tempat itu? Di mulai dari akses minimarket tsb ramai di kunjungi oleh masyarakat, pengguna motor parkir silih berganti untuk ke “Si baju Merah” itu untuk membeli bahan pokok. Bayangkan saja motor 1 di hargai dengan 2000 rupiah, maka dapat di hitung jumlah parkir motor yang penuh (sesuai lahan minimarket tsb) sekitar 20 motor dalam 20 menit, kang parkir telah mendapatkan uang 40 ribu. Bila 50? Atau 100 dalam beberapa puluhan menit? Bisa mencapai 200 ribuan. Itu pun baru 1 hari, bagaimana 2,3,4 hari kedepan pasti mencapai UMR (Mungkin). Dengan uang segitu apa kamu menarik? Ya tentu lah

Kang Parkir tidak hanya di “Si Baju Merah” atau “Si Baju Biru”, namun hadir di depan ruko yang di datangi oleh banyak motor. Padahal jarak parkir motor( pinggir jalan) ke tempat penjual sangat dekat masih tetap ada kang parkir. Sangat mengherankan apalah daya kita ingin cepat pulang tanpa ada urusan yang tidak penting.

Menjadi kang parkir bukan perkara yang mudah, anda harus mengenal 1 orang berpengaruh di wilayah tersebut. biasanya kang parkir berkelompok yang sudah di petakan dimana-mana. Bila anda memaksa/menyusup yang sudah kang parkir di pastikan anda akan terusir di anggap menganggu kerja mereka. Berbeda bila anda dekat dengan penguasa wil tersebut anda akan mudah untuk menjadi bagian. Seperti pepatah “Siapa yang kuat dialah yang bertahan”

Penulis tidak mengkreditkan kang parkir, ada yang harus kita apresiasi yaitu mereka menjaga motor kita lebih aman dan nyaman untuk berbelanja. Tanggung jawab nya pun besar apabila terjadi kehilangan motor bukan ke warga, namun ke kang parkir nya langsung. Pasti harus bertanggung jawab atas kehilangan itu. Sebagai penyedia jasa itulah resiko yang harus di hadapi.

Penulis menginginkan kota ini dapat kelola kang parkir dengan bijak, jangan setiap deretan ruko harus ada kang parkir. Bukan berarti menghilangkan jasanya dengan menggunakan E Parkir saat ini sangat Tren. Tapi melakukan penataan yang sehat yang di naungi oleh pemerintah langsung bukan perorangan bisa menimbulkan sikap ‘Preman’ yang memaksa untuk memberikan uang parkir

 

Penulis


Komentar