Tukang Parkir dimana-mana
Sumber: Pixels.com
Apa yang ada di benak
kita tentang kang parkir? Nyebelin? Marah? Atau ‘Ngedumel’? Ya, Perasaan itu selalu
hadir sebagai manusia sosial yang tidak ingin mengeluarkan 2000 rupiah. Bukan pelit,
karena kang parkir sudah mendapatkan uang dari pengendara lainnya cukup banyak.
Kang parkir juga memaksa untuk kita membayar, bila tidak kita mendapatkan
ocehan yang menyayat hati.
Kang parkir membuat
pengguna kendaraan menjadi enggan untuk mengunjungi suatu tempat, katakanlah minimarket
“Si baju Merah” primadona kang parkir untuk bertengger di tempat itu. Penulis mencoba
untuk mengetahui sebab kang parkir bertengger di tempat itu? Di mulai dari
akses minimarket tsb ramai di kunjungi oleh masyarakat, pengguna motor parkir silih
berganti untuk ke “Si baju Merah” itu untuk membeli bahan pokok. Bayangkan saja
motor 1 di hargai dengan 2000 rupiah, maka dapat di hitung jumlah parkir motor
yang penuh (sesuai lahan minimarket tsb) sekitar 20 motor dalam 20 menit, kang
parkir telah mendapatkan uang 40 ribu. Bila 50? Atau 100 dalam beberapa puluhan
menit? Bisa mencapai 200 ribuan. Itu pun baru 1 hari, bagaimana 2,3,4 hari
kedepan pasti mencapai UMR (Mungkin). Dengan uang segitu apa kamu menarik? Ya tentu
lah
Kang Parkir tidak hanya
di “Si Baju Merah” atau “Si Baju Biru”, namun hadir di depan ruko yang di
datangi oleh banyak motor. Padahal jarak parkir motor( pinggir jalan) ke tempat
penjual sangat dekat masih tetap ada kang parkir. Sangat mengherankan apalah daya
kita ingin cepat pulang tanpa ada urusan yang tidak penting.
Menjadi kang parkir
bukan perkara yang mudah, anda harus mengenal 1 orang berpengaruh di wilayah
tersebut. biasanya kang parkir berkelompok yang sudah di petakan dimana-mana. Bila
anda memaksa/menyusup yang sudah kang parkir di pastikan anda akan terusir di
anggap menganggu kerja mereka. Berbeda bila anda dekat dengan penguasa wil
tersebut anda akan mudah untuk menjadi bagian. Seperti pepatah “Siapa yang kuat
dialah yang bertahan”
Penulis tidak
mengkreditkan kang parkir, ada yang harus kita apresiasi yaitu mereka menjaga
motor kita lebih aman dan nyaman untuk berbelanja. Tanggung jawab nya pun besar
apabila terjadi kehilangan motor bukan ke warga, namun ke kang parkir nya
langsung. Pasti harus bertanggung jawab atas kehilangan itu. Sebagai penyedia
jasa itulah resiko yang harus di hadapi.
Penulis menginginkan
kota ini dapat kelola kang parkir dengan bijak, jangan setiap deretan ruko
harus ada kang parkir. Bukan berarti menghilangkan jasanya dengan menggunakan E
Parkir saat ini sangat Tren. Tapi melakukan penataan yang sehat yang di naungi
oleh pemerintah langsung bukan perorangan bisa menimbulkan sikap ‘Preman’ yang
memaksa untuk memberikan uang parkir
Penulis
Komentar
Posting Komentar